Berwal dari berenang sampai ngentot


 Awal Kehidupan Seks Liar Kami

Namaku Andi. Usiaku 40 tahun, menikah dan memiliki seorang anak. Karir pekerjaanku sangat baik dan saat ini memimpin sebuah perusahaan yang respected di Indonesia. Aku mulai kisah tentang sisi gelapku dengan menceritakan bahwa aku dan istriku (Yeni) adalah pasangan gila seks yang menjalani kehidupan seks liar. Aku berani menceritakan hal ini dengan persetujuan istriku. Istriku juga seorang eksekutif yang berhasil di perusahaannya. Kami berpendidikan tinggi, namun ternyata pendidikan tinggi bukanlah penghambat bagi keliaran kami dalam dunia seks.

Kami menikah lebih dari 10 tahun. Pernikahan kami lancar dan secara umum tidak ada masalah. Aku memang tipe pria yang suka bertualang dalam hal seks. Secara terbuka aku mengakui bahwa aku sering melakukan hubungan seks dengan wanita lain. Sekretaris, rekan kerja, klien, terapis spa, wanita panggilan, pramugari, bahkan tetanggaku! Aku aktif secara seksual, dalam pengertian melakukan hubungan seks, sejak umur 12 tahun. Dalam kesempatan lain, aku akan menceritakannya. Petualangan seks ini sudah dimulai jauh sebelum bertemu dengan Yeni dan jauh sebelum menikah. Namun rahasia ini selalu tersimpan dengan rapi dan terbungkus rapat. Bahkan dalam masa pacaran pun, aku tidak melakukan hubungan seksual dengan Yeni; walaupun aku tetap aktif melakukan hubungan seks dengan wanita lain, termasuk teman-teman Yeni.

Kami baru melakukan hubungan seksual pada malam pertama pernikahan kami. Semua lancar. Pada malam ini pertamapun, istriku sudah berhasil mencapai orgasme. Suatu hal yang jarang terjadi pada pengantin baru. Mungkin banyak orang yang akan menyangka bahwa hal ini karena aku sudah lebih dahulu memiliki segudang pengalaman seksual. Namun saya yakin, bahwa hal itu tidak berarti banyak jika istriku tidak dapat mengimbanginya. Yeni bukanlah tipe wanita yang malu-malu dalam seks. Dia sangat mudah terangsang. Ketika melakukan foreplay, dapat dipastikan dalam waktu kurang 5 menit, dia pasti sudah terangsang hebat. Kebetulan Yeni adalah tipe wanita yang memiliki vagina yang basah. Cairan vagina yang muncul ketika terangsang sangatlah banyak, hingga pada kondisi tertentu dapat sampai mengalir hingga ke paha. Karena itu, sangatlah mudah bagiku untuk melihat apakah dia sudah terangsang atau belum. Kami sama sekali tidak membutuhkan pelumas vagina. Ketika melakukan senggamapun, dia termasuk wanita yang cepat mencapai orgasme. Dalam waktu 5 menit setelah penetrasi, pada umumnya dia akan mencapai puncak yang pertama. Biasanya dalam satu kali senggama selama 20-30 menit, dia berhasil mencapai multi orgasme - 2 sampai tiga kali. Dia juga tipe wanita yang ekpresif, termasuk dalam mengekspresikan orgasmenya.

Kehidupan seks dengan istriku sebenarnya selalu berjalan lancar. Namun memasuki usia pernikahan kelima, frekuensi hubungan seksual kami berkurang hingga pada suatu saat aku tersadar bahwa kami hanya berhubungan seks satu kali dalam sebulan. Yeni tidak pernah mengeluh apalagi complaint. Mungkin itu juga sebabnya aku tidak menyadari menurunnya frekuensi tersebut. Hal ini bukanlah disebabkan karena kesibukanku atau kesibukkannya bekerja. Sama sekali bukan, karena pada saat ini aku justru hampir tiap hari melakukan hubungan seks dengan wanita lain.

Entah dari mana, aku tiba-tiba tersadar bahwa hal ini tidaklah wajar. Akan wajar bagiku jika aku ‘bermain’ dengan istriku setiap hari namun sekali-sekali ‘jajan’ di luar dan bukan aku rajin ‘bermain’ dengan wanita lain dan sekali-kali ‘jajan’ dengan istriku. Untuk itu aku kemudian mengatur sebuah liburan ke Bali yang aku katakan sebagai bulan madu kedua. Aku mempersiapkan semuanya; mulai akomodasi sampai hal-hal yang aku bayangkan dapat memicu gairah seksual kami dengan lebih dahsyat. Aku belikan sebuah bikini minim buat Yeni, lebih minim dari g-string sehingga sebenarnya hampir tidak ada fungsi penutup. Terlebih lagi bagi Yeni yang memiliki payudara yang cukup besar dan rambut kemaluan yang lebat, bahkan bisa dikatakan sangat lebat.



Foto 1 : Rambut kemaluan yang lebat dan payudara yang 'lumayan' besar

Aku menyewa sebuah kamar di sebuah resort mewah yang dikelola oleh international chain hotel di daerah Ubud. Kamar ini dilengkapi dengan kolam renang semi privat. Dikatakan semi privat, karena secara visual kolam renang ini masih dapat terlihat dari luar walaupun dibatasi dengan dinding pembatas setinggi kurang lebih 150 meter. Penggunaannya saja yang privat, karena hanya diperuntukkan untuk penyewa kamar. Aku menyewanya selama 4 malam.



Foto 2 : Suasana kolam privat dan cabana - yang kami gunakan sebagai 'arena permainan' kami

Pada hari pertama setelah check in, aku segera mengajak Yeni untuk berenang. Pada saat itulah aku serahkan hadiah bikini hitam dariku. Aku tidak tahu apakah dia mau mengenakannya atau tidak. Betapa senangnya aku, ketika dia tidak keberatan untuk mengenakannya. Mungkin karena dia merasa bahwaprivacynya dalam kamar dan kolam renang ini terjaga. Kami kemudian berenang dan bersenda gurau dalam kolam. Jika tidak salah ingat, waktu itu sekitar jam 4 sore. Kemudian aku mulai memberanikan diri untuk melepas penutup dadanya. Dia tidak berkeberatan. Selang beberapa lama kemudian, aku melepas celana renangku dan aku berenang telanjang (dengan penis yang sudah mulai ereksi). Tampak kekagetan dia sejenak melihat aku melepas celana renangku, namun hanya sebentar. Selang beberapa lama waktu kemudian, aku berinisiatif untuk melepas bikini g-stringnya. Tidak ada keberatan apapun dari dia! Sore hari itu kami akhiri dengan berhubungan seks di pinggir kolam renang. Malam itu kami habiskan di kamar, tanpa sehelai benangpun. Malam itu kami masih mampu untuk melakukan hubungan seks 2 kali lagi sebelum kami tertidur pulas sekitar jam 12 malam dalam keadaan telanjang bulat. Sejak hari itu, kami selalu bertelanjang bulat di kamar. Kami matikan air conditioner dan kemudian bertelanjang bulat. Praktis semua pakaian yang kami bawa hampir tidak terpakai dan masih tersimpan rapi di kopor dan lemari pakaian.



Foto 3 : Illustrasi Renang Telanjang di Kolam Renang Private


Foto 4 : Illustrasi Situasi Renang Telanjang yang Memicu Nafsu Seksual Kami

Pada hari kedua, kami memulai aktivitas dengan renang telanjang pada pagi hari. Kami memutuskan untuk tidak sarapan di resto hotel namun memilih untuk in-room breakfast. Pada saat itulah terbersit sebuah rencana nakal yang terbit dari fantasi dan pengalaman seksualku yang liar. Renang telanjang ini jelas membuat nafsu seksual kami berdua memuncak. Pada titik tertentu, istriku mengajak kami keluar dari kolam dan ‘bermain’. Pada saat ini aku katakan kepada istriku ,” ... lebih baik kita pesan makanan dulu ya, sehingga selesai kita main, makanan sudah siap. Kita pasti kelaparan setelah ‘exercise’, he,he,he...”. Aku tambahkan lagi, “ .... pesan makanan di hotel ini lama dikirimnya, jadi pasti dikirim setelah kita ‘selesai ....”. Padahal aku tahu pasti bahwa layanan di hotel ini tergolong cepat, sehingga kemungkinan besar makanan akan dikirim sebelum kami ‘selesai bermain’. Istriku setuju saja.

Aku sengaja menahan diri untuk tidak melakukan penetrasi. Aku terus melakukan foreplay. Istriku sudah mendesak untuk segera melakukan penetrasi. Jujur, akupun sebenarnya sudah tidak tahan lagi. Tapi aku tetap berusaha menahan..... sampai akhirnya bel di kamar kami berbunyi, tanda bahwa petugasroom service datang mengantarkan makanan. Aku pernah menginap di resort ini sebelumnya, jadi aku tahu dengan pasti bahwa petugas room service di pagi hari adalah petugas wanita sedangkan untuk sore hingga malam, dimulai dari jam 5 sore, petugas prialah yang akan bertugas.

Tepat sebelum penetrasi, bel berbunyi. Aku katakan kepada istriku, “.... gua ambil dulu ya makanannya supaya kita tenang bermainnya”. Istriku menampakkan tampang yang sebal karena merasa diganggu, namun tidak ada pilihan lain. Aku segera bangkit dari cabana di pinggir kolam renang tersebut dan berjalan menuju pintu. Aku berjalan dengan TELANJANG BULAT, tanpa sehelai benangpun. Berjalan dengan penis tegak perkasa yang juga basah karena lendir vagina istriku. Aku berjalan dengan perlahan, menunggu reaksi istriku. Aku menanti istriku berteriak memperingatkanku bahwa aku telanjang. Namun hal itu tidak terjadi. Aku mencoba melihat istriku dari cermin yang ada di dinding, dan tampak istriku duduk dengan menatap ke arah pintu kamar, sambil mengangkangkan kakinya. Sekilas aku melihat tangannya mempermainkan clitorisnya; mungkin untuk menjaga nafsu seksualnya. Jadi jelas bahwa istriku melihat dan sadar bahwa aku telanjang bulat.



Foto 5 : Illustrasi - Beginilah kira-kira posisi mengangkang istriku yang aku lihat dari cermin

Akhirnya sampailah aku ke pintu kamar. Aku mengintip dari lubang pengintip pintu, dan benar dugaanku, seorang petugas wanita membawakan makanan. Dengan cepat aku buka pintu kamar, sehingga petugas wanita itu dapat melihat tubuhku yang telanjang dengan penis yang ‘berdiri’. Aku berani melakukan hal ini, karena di Bali petugas hotel sudah lebih terbiasa dengan ketelanjangan tamunya. Tampak wajah kaget dan rona wajah yang memerah dari wanita itu, namun dia dengan segera bisa menguasai diri dan tampil profesional. Aku mengambil baki makanan itu dan menandatangani billnya. Setelah pintu ditutup, aku kembali berjalan menuju ke cabana. Tetap aku melihat istriku duduk dan melihat ke arah aku berjalan. Jadi aku yakin benar bahwa istriku juga melihat bahwa ada seorang wanita yang melihat tubuh dan penis suaminya yang sudah siap ‘tempur’. Namun tidak ada komentar apapun yang keluar dari mulutnya. Dia tetap ‘bermain’ dengan wajar. Sementara kami bersenggama (kali ini dengan doggy style yang menjadi favoritku), otakku berputar dan bertanya, mengapa istriku tampak tidak bermasalah ketika suaminya dilihat oleh wanita lain dalam kondisi telanjang bulat dan penis menegang. Senggama kami berlangsung dengan kepuasan yang luar biasa bagi aku dan istriku. Hari itu kami lanjutkan dengan pergi jalan-jalan menikmati Ubud dan restoran-restoran favorit kami di Ubud. Kami pulang setelah makan siang.



Foto 6 : Penisku yang sedang ereksi - dan inilah yang dilihat oleh petugas room service

Waktu beberapa jam berjalan-jalan di Ubud, tampaknya membuat tubuh kami lebih segar. Nafsu pun mulai terkumpul. Begitu kami kembali ke kamar hotel, kami langsung bertelanjang bulat dan menonton televisi bersama di ranjang; tentunya dengan tetap bertelanjang bulat. Di sore hari sekitar jam 5, kami kembali melakukan ‘ritual’ renang telanjang. Dan sekali lagi hal ini membuat nafsu seks kami berdua membuncah. Sampai saat ini, aku belum bisa melupakan kejadian pagi harinya dan masih selalu bertanya. Bertelanjang di depan wanita, bukanlah hal yang asing bagiku. Jangankan memperlihatkan penis yang sedang ereksi, bahkan berhubungan seks di depan orangpun aku sudah terbiasa. Dalam salah satu business trip ke Bangkok, aku bahkan pernah mencoba untuk menjadi aktor pertunjukan seks. Di sana aku melakukan hubungan seks di panggung dengan ditonton banyak orang. Bukan untuk mencari uang namun sensasinya. Yang menjadi pertanyaan bagiku adalah mengapa istriku tidak keberatan. Pertanyaan ini membuatku ingin mengujinya sekali lagi dengan perspektif yang berbeda.

Aku mengulangi lagi skenario pagi hari. Aku memesan makanan setelah kami keluar dari kolam dan akan memulai ‘permainan’. Kali ini aku tahu dengan pasti, bahwa petugas room service yang akan melayani adalah petugas pria. Aku kembali menahan diri untuk tidak penetrasi, sambil menunggu bel pintu kamar berbunyi. Dan akhirnya ..... berbunyi. Kali ini aku berkata kepada istriku, ‘..... Yen, lu deh yang ambil makanan, gua mau kencing dulu .....’. “.... OK”, jawab istriku. Aku segera masuk ke kamar mandi; yang dalam kamar hotel ini terletak di sisi kolam renang dan setengah terbuka. Aku masih bisa melihat ke kamar dan pintu kamar. Dari dalam kamar mandi aku mengamati. Betapa kaget ketika melihat istriku berjalan ke pintu dengan TELANJANG BULAT. Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, istriku memiliki rambut kemaluan yang lebat dan carian vagina yang berlebih sehingga pada situasi terangsang, seringkali cairan itu sambil mengalir di paha. Dan aku yakin, bahwa sebelum aku berdiri tadi, cairan itu sudah mulai mengalir di pahanya.



Foto 7 : Kamar mandi semi terbuka - tempat aku mengamati istriku

Di depan pintu, Yeni melihat dari lubang pengintip. Aku sudah berpikir bahwa ketika dia melihat bahwa petugas tersebut adalah pria, maka istriku akan berlari ke belakang memanggilku atau paling tidak mengambil handuk menutupi tubuhnya. Betapa terkejutnya ketika aku melihat istriku dengan tenang membuka pintu kamar dan menerima baki makanan. Aku tidak dapat melihat reaksi petugas room service, namun yang jelas dari suaranya, petugasnya tersebut adalah petugas pria. Tak ada rasa malu dan jengah dari istriku ketika seorang pria tak dikenal melihat tubuhnya, vaginanya, rambut kemaluannya, dan cairan vaginanya yang menandakan bahwa dia dalam kondisi terangsang hebat.

Aku keluar dari kamar mandi dan berpura-pura bahwa aku tidak melihat hal itu. Istrikupun tidak berkomentar apapun. Jujur, aku makin terangsang melihat istriku berani menunjukkan ketelanjangan di depan umum. Permainan kami lebih seru dari sebelumnya, dan untuk pertama kalinya aku mencapai orgasme ketika istriku baru mengalami satu kali orgasme. Malam itu kami tidur, tetap dengan telanjang bulat. Istriku tertidur pulas, namun jujur pikiranku berputar terus. Wow, istriku ternyata lebih berani daripada yang aku bayangkan. Membayangkan istriku berani menampilkan ketelanjangan di depan orang lain, membuatku berfantasi (atau berharap) bahwa istriku dapat menjadi mitraku dalam kehidupan seks liar yang aku jalani selama ini. Membayangkan hal itu saja, membuat penisku menegang. Aku tidak tega membangunkan istriku, sehingga aku memutuskan untuk bermasturbasi saja. Aku keluar dari kamar dan di dalam gelapnya malam aku bermasturbasi di teras kecil kamar hotel tersebut dengan bertelanjang bulat; sebuah aktivitas yang sering aku lakukan sejak kecil. Selesai dengan kegiatan seks mandiri ini, aku masuk dan tidur kembali. Istriku masih tertidur pulas. Aku tertidur dengan memikirkan rencana esok pagi. Sebuah test yang terakhir buat istriku ........
Esok paginya kami bangun terlambat dari biasanya. Kami bangun sekitar jam 8 pagi. Setelah ‘nyawa terkumpul’ dengan menikmati secangkir kopi, kami kembali melakukan ritual ‘renang telanjang’. Tak seperti hari sebelumnya, kami hanya renang selama 10 menit. Nafsu kami sudah tak tertahankan. Di sini rencanaku mulai berjalan. Kali ini aku mengajak istriku untuk ‘bermain’ di ranjang dalam dan bukan di pinggir kolam atau cabana seperti biasanya. Yang tidak diketahui istriku adalah bahwa aku telah memesan sarapan pagi pada malam sebelumnya dan aku sudah minta untuk dihantarkan pada jam 9 pagi.



Foto 8 : Ranjang dalam kamar - tempat aku ajak istriku bermain untuk test yang ketiga

Dalam nafsu yang memuncak, kami segera melakukan foreplay. Berbeda dengan hari sebelumnya, dimana aku menahan diri untuk penetrasi sebelum bel kamar berbunyi, kali ini aku tidak menahan diri lagi. Aku melakukan penetrasi segera setelah istriku ‘siap’. Aku tetap memperhitungkan bahwa permainan ini tidak boleh berakhir sebelum jam 9 pagi. Aku berhasil memperlama permainan. Kira-kira jam 9 kurang 5 menit, bel kamar berbunyi. Istriku kaget. Aku katakan,” .... itu sarapan pagi kita ... tenang aja....” Aku mencabut penisku dari vagina istriku, dan dengan tenang aku membuka pintu. Kali ini, aku melakukan hal yang lebih berani. Aku meminta petugas room service wanita tersebut untuk menata makan pagi kita di cabana samping. Aku sengaja meminta hal ini, karena dengan demikian maka petugas ini akan terpaksa masuk ke kamar dan melewati ranjang tempat permainan kami. Aku mau melihat reaksi istriku ketika ada seorang wanita asing yang melihat kami berdua telanjang dan mengetahui bahwa kami sedang melakukan hubungan seks.

Walaupun petugas wanita itu tampak sungkan, namun dia tetap masuk ke kamar dan menuju kecabana untuk menata sarapan pagi. Dia tampak terkejut ketika melewati ranjang dan melihat istriku sedang telanjang, mengangkangkan kami dan memperlihatkan vaginanya. Istriku juga tampak terkejut sejenak, namun kemudian biasa lagi. Tidak tampak usaha sama sekali dari istriku untuk menutupi tubuhnya. Melihat hal itu, aku makin terangsang. Tiba-tiba muncul ide gila dariku, aku segera menghampir istriku dan tanpa basa-basi segera memasukkan kembali penisku ke vaginanya. Luar biasa ..... istriku juga menyambutnya dan tidak merasa jengah karena petugas wanita itu jelas dapat melihat dan mendengar desahan istriku dari cabana. Tampak dengan jelas, istriku juga terangsang lebih hebat dengan situasi tersebut. Kami mencapai orgasme nyaris bersamaan... dan dengan cepat.... bahkan sebelum petugas wanita itu menyelesaikan tugasnya menata sarapan.



Foto 9: Illustrasi - Kira-kira beginilah posisi sanggama kami yang kami 'pertunjukkan' kepada petugas room service

Setelah petugas itu keluar, kami segera menuju ke cabana dan menikmati sarapan kami dengan telanjang bulat, dengan lendir vagina dan cairan mani yang masih melekat di penis dan vagina istriku. Pikiranku terus berputar tentang istriku. Tidak tahan dengan pertanyaan ini, akhirnya aku bertanya kepada istriku tentang kejadian dan ‘test’ selama dua hari ini. Dalam percakapan yang sangat terbuka ini, untuk pertama kalinya kami terbuka pada kehidupan seks kami, fantasi, kesukaan dan perilaku seks kami. Ternyata selama ini, aku tidak tahu tentang kehidupan seks istriku. Demikian juga istriku juga tidak mengetahui tentang diriku. Dalam percakapan ini, semua topeng kami terbuka. Saya mengakui semua petualangan seks liar yang saya lakukan sebelum dan sesudah pernikahan kami. Istriku juga mengakui, bahwa setelah pernikahan dirinya merasa bahwa kekangan seks sudah berakhir. Sebelum menikah, sebenarnya dia memiliki kecenderungan seks yang bebas dan fantasi seks yang liar. Namun terikat tradisi dan nilai keperawanan, membuatnya tidak bebas untuk mewujudkannya. Setelah menikah, maka dia mulai berani bereksperimen dan melakukan seks bebas. Beruntung kami berdua selalu menjaga diri dengan melakukan seks yang aman. Namun kami berdua mengakui bahwa semua perilaku seks bebas itu adalah murni hanya untuk kesenangan. Sex just for the sake of sex. Sama sekali tidak melibatkan cinta dan keterikatan emosional.

Pembicaraan pada makan pagi itu adalah pembicaraan yang sangat terbuka dan membebaskan. Semua hal yang kami tutupi selama ini terbuka. Dalam pembicaraan tersebut kami akhirnya bersepakat bahwa kami tetap boleh melakukan perilaku seks bebas ini, selama kedua belah pihak saling mengetahui, tidak melibatkan perasaaan cinta dan tidak melibatkan uang (artinya kami tidak boleh melakukan hal ini untuk mendapatkan bayaran). Inilah awal yang baru dari petualangan seks-ku. Kali ini aku mendapat mitra yang luar biasa yaitu istriku sendiri. Tak disangka dan tidak diduga bahwa selama ini aku memiliki mitra seks yang luar biasa. Lima tahun yang seolah tersiakan. Dan kami merasa tidak perlu membuang waktu lagi untuk menikmati petualangan seks bersama.... dan hal itu tidak perlu menunggu lama. Hari keempat bulan madu kami yang kedua, adalah hari yang pertama kami menikmati petualangan seks liar sebagai suami istri. Inilah awal dari blog ini. Inilah awal dari kisah-kisah gelap berikutnya ........

Tante Girang

Menikah Pada usia belia tak membuatku mendapat Kepuasan seks. Cerita Dewasa ini pun kemudian berawal dari pertemuanku dengan Ronald. Aku menikah pada usia sangat belia, yakni 22 tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy “kampungan”. Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya. Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat seksual.
789

Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang paling indah. Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja. Burhan sering merangsang dirinya dengan memutar film-film porno yang kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual. Tapi apa yang terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi justru aku yang sangat amat terangsang, konyol sekali. Aku mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan. Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan. Aku sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksualku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalan-khayalanku.
Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya itu. Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula. Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar, dan harus antre lama. Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar. Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku.
Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu waktu, dia membuka identitas dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri. Di Jakarta dia tinggal bersama adik perempuannya yang masih di bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam saat obrolan itu, aku memberikan kartu namaku lengkap dengan nomor teleponnya. Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpo kemudian. Sewaktu salaman, Ronald lama menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi dengan sebuah senyum manis penuh arti. Aku membalasnya, tak kalah manis senyumku. Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, aku kesasar sudah tiga kali.
Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sambil mengkhayal, eh…..kok aku sudah dikawasan Thamrin. Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu dengan dia. Suamiku Burhan masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian pula dia, sama kangen juga dengan aku. Kami janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku. Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi dengan mobilnya dia. Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy. Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku.
Lagi-lagi dia tersenyum. ” Baik Yulia ” katanya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu. Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah…..macam-macamlah!!!. Tiba-tiba saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat. Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam membisu. Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku diam, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya. ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi aku membisu. Akhirnya aku menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku. Wah….rasanya selangit banget !.
Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku. Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup pula pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yang dinamakan ” penis” semnatar belum pernah aku merasakan nikmatnya. Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut. Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang aku. Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus, tak henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan kepalanya tanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah menjadi bugil. Aduh……jantan sekali dia. Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi.

Poker online terpercaya

Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..nikmat dan aku terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yang pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sesekali manarik-nariknya. Semakin terangsang aku. Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap.
Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng dan membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….kok sakit, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya. Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku. Sebenarnya aku sama seperti dia, kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar. Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu. Aku masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung. Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis. ” Jadi kamu masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir nya, tanda sayangku pula. Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….bodo amat ! aku juga bingung ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan sex dengan anak muda ini.
Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan buat pemula . Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh. Ronald juga ikut mandi. Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang……dan…….oh,….kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi. Ronal agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. kini dia tampak tampak sedikit kerja keras. Dirangsangnya aku, diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….aku menggeliat kenikmatan.
Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD. Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya. Kutarik dia dan kutuntun ****** ronal masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah….aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat.
Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin. Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan. Kami membisu, saling memeluk. ” Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku dalam-dalam. Aku masih bisu, entah kenapa bisa begitu. Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih.” Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anka muda ini ? Setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami menuju Blok M dan kami berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia juga membalasnya dengan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat berkecamuk tak karua.
Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebaginya dan sebagainya. Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga ada bendera kuning dipasang disana. Aku mulai gugup, ketika aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan hingga aku dirumah belum kuhidupkan. Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan seluruh kekayaannya yang melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya. Tiga hari kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut. Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan pula bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika secara mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya untuk urusan penting.
852

Domino 99/ kiu-kiu


Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, sekaligus akan kehilangan dia. Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku. Sejak saat itu sampai kini, aku selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald. Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng. Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran. Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik !!! Dalam kesendirianku ini . . . Segalanya bisa berubah .. . Kecuali, Cinta dan kasihku pada Ronad, Aku tetap menunggu, sekalipun kulitku sampai kendur, mataku lamur, usiaku uzur, ubanku bertabur, dan sampai masuk kubur, Oh….Ronald, kuharap engkau membaca kisah kita ini. Ketahuilah, bahwa aku kini menjadi maniak seks yang luar biasa, hanya engkau yang bisa memuaskan aku Ron ?

Main Belakang proyekk

852

Cerita Dewasa pengalaman seks dan juga petualangan sex ku bersama para tante girang. Tidak biasanya jam segini perasaan ku tidak enak, karena sudah beebrapa hari ini magku kambuh. Keseringan pulang malam dan telat makan itulah penyebabnya,Untuk hal ini aku juga sering keluar masuh dokter periksakan kesehatan lambung. Jaga-jaga kalau-kalau ada sesuatu. Dalam bebarapa hari akhirnya aku bisa mnyelesaikan semua aktivitasku seperti biasa.
Cerita panas tante ini dimulai setelah saatnya kembali bekerja dengan semangat dan penuh energik. Setelah bangun dari tidur dan beranjak ke sebuah kantor yang tak jauh dati tempat tingglku.kebetukan,Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk sebuah perusahaan tekstil. Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku, dan membalas e-mail yang masuk. Ada beberapa e-mail ucapan terimakasih dari mereka yang telah sukses mengikuti langkahku menggeluti bisnis wiraswasta ini. Ada juga e-mail dari calon pelanggan meminta proposal. Juga ada beberapa e-mail joke dari teman-temanku.
Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas e-mail, tiba-tiba HPku berbunyi..
“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara Monika pacarku terdengar di ujung sana.
“Hai Mon.., biasa sedang nyelesaiin kerjaan nih. Kamu masih kuliah ya?”
“Iya.. Lagi nunggu kelas berikutnya. Nanti malam jadi khan?”
“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama kamu..” jawabku mesra.
“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah datang.. Bye..”
Aku pun kemudian melanjutkan membalas e-mail. Setelah itu, kututup program e-mailku, dan akupun kembali mengerjakan proyekku. Lagi-lagi HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante Sonya menelponku.
“Halo Wan.., apa kabar sayang?”
“Baik tante..”
“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke sini? Sedang sibuk ya?”
“Iya tante..”
“Sombong ya.. Mentang-mentang banyak proyek lupa sama tante..”
“Nggak tante.. Kan..”
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Sonya sudah memotong pembicaraanku..
“Wan.. Tante punya teman.. Dia katanya punya proyek buat kamu. Kamu hubungi dia hari ini ya..”
“Baik tante..”
Tante Sonyapun kemudian memberikan nama dan alamat serta nomor telepon temannya.
“Asal jangan lupa kamu harus ke sini besok. Tante sudah kengen..”
“OK tante.. Terimakasih ya. Besok pasti Wawan ke sana. Kangen juga sama tante yang seksi abis..” jawabku bercanda.
“Ih.. Kamu nakal ya.. Awas ya besok..” jawabnya sambil tertawa kecil.

Poker Online Terpercaya

Memang aku sudah ketagihan berhubungan seks dengan tante Sonya. Semenjak bertemu saat membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap bertemu dan saling memuaskan birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, siapa juga yang akan menolak diajak berselingkuh dengan tante secantik itu.
Sambil memegang secarik kertas berisi nama teman tante Sonya, akupun berpikir apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi. Sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini masih ada dua proyek lagi yang harus aku selesaikan. Tetapi kupikir aku terima saja, nanti kalau tidak bisa mengerjakannya sendiri, aku bisa minta tolong temanku yang dulu mengenalkanku pada bisnis ini untuk membantu. Alternatif lain, aku bisa minta deadline yang agak panjang dari teman tante Sonya ini.
Singkat cerita, sore itu aku segera bergegas menuju alamat sebuah gallery di kawasan Kemang. Setelah mengutarakan maksud kedatanganku pada satpam yang membuka pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam pekarangan gallery yang luas itu.
“Sore.. Saya ingin bertemu dengan ibu Yulia..”
“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya siapa darimana?” jawab resepsionis di gallery itu.
“Wawan.. Saya sudah punya janji kok”
Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan setelah itu berujar..
“Mari Mas, saya antar ke dalam”
Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil melewati ruang gallery. Gallery tersebut indah sekali dengan banyaknya lukisan yang bagus-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.
“Permisi Bu.. Ini Mas Wawan” kata si resepsionis setelah kami memasuki ruangan kantor ibu Yulia.
Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda, mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Saat itu dia memakai gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan payudaranya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.
“Hai Wawan.. Saya Yulia”
Kurasakan tangannya yang lentik itu halus menjabat tanganku.
“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalam ruangan kantornya.
Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku. Kamipun berbincang basa-basi sebentar. Ternyata dia adalah teman fitness tante Sonya. Tante Sonya telah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku. Dalam hatipun aku bergumam memang tante-tante di tempat fitness seksi-seksi.
Kamipun kemudian berbincang lebih serius mengenai bisnisku. Untuk melihat penjelasanku yang menggunakan notebook, ibu Yuliapun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan payudaranya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Ingin rasanya kuremas payudaranya yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus bersikap professional.
Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.
“Tapi saya minta sedikit kelonggaran waktu ya Bu.. Soalnya saya masih ada beberapa proyek yang harus diselesaikan” kataku.
“Oh.. Begitu ya.. Berapa lama punya saya selesainya?”
“Kira-kira satu bulan ya Bu..”
“Ok deh.. Nggak apa..” katanya
“Oh ya kamu mau minum apa Wan?”
“Apa aja deh..”
Ibu Yulia pun kemudian menelepon pembantunya dan meminta dua orange juice.
“Kamu masih kuliah ya Wan”
“Masih Bu.. Tahap akhir”
“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Saya masih muda lho.. Panggil saja tante”
“Oh iya tante”
Akupun tersenyum dalam hati. Persis pengalamanku dengan tante Sonya dulu yang tidak mau dipanggil ibu. Pembantu tante Yulia kemudian masuk menyajikan minuman.
“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia saat si pembantu beranjak pergi.
Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitu menggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidak melihat pemandangan indah itu.
“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil tersenyum manis.
“Oh nggak kok tante..”
“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..” katanya lagi menggoda.
“Nggak kok tante.. Cuma kagum aja.. Habis tante cantik banget..”
“Ih.. Kamu genit juga ya.. Pinter merayu” godanya lagi.
Tangannya kemudian meraih tanganku dan diletakkannya di atas pahanya.
“Kamu pengin ini kan?” sambil berkata begitu tante Yulia mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku.
Tak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah bergolak, kubalas ciuman tante Yulia dengan penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan kuusap pahanya yang mulus itu, sementara tanganku yang lain mengusap-usap rambutnya.
“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku menyentuh celana dalamnya yang telah basah.
Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku menyibakkan celana dalam itu dan menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante cantik ini, dan cairan vaginanya semakin mengucur deras.
“Ahh.. Enak Wan.. Memang betul kata Sonya kamu hebat.. Terus Wan” erangnya lebih lanjut.
Sementara tanganku masih mengusap-usap vaginanya, akupun menciumi pundak putih tante Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga payudaranya tampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan payudaranya yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Langsung kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.
“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante Yulia semakin menjadi memenuhi ruangan kantor itu.
Terus kujilati puting yang semakin mengeras itu, dan tanganku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya.
“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau tante Yulia merasakan nikmat yang kuberikan.
Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tante menampakkan kekecewaannya
“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..” pintanya
“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-siapa nih?” kataku sambil menciumi wajahnya yang cantik.
“Nggak ada.. Cuma pembantu sama satpam aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”
“Suami tante?”
“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan.. Puasin tante ya sayang..” katanya sambil mendorong kepalaku ke arah payudaranya yang montok itu.
Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia. Bergantian kuhisap sepasang payudaranya. Tante Yulia kembali mengerang dan badannyapun menggeliat menahan nikmat.
Setelah puas menikmati payudara montok tante Yulia, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi vagina tante Yulia, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.
“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia. Sambil mengerang, tubuhnya tampak sedikit melengkung ke belakang menahan nikmat. Tangannya tampak meremas-remas payudaranya sendiri.
Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang payudaranya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante Yulia, dan juga bunyi sofa karena gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.
Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan aku terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi bunyi HP terus berbunyi..
“Shit.!!” maki tante Yulia.
“Sebentar ya Wan.”
Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.
“Ya.. Ada apa?”
“Aku baik-baik aja dear.., sedang sibuk untuk pameran minggu depan” jawabnya sambil kembali duduk di sofa.
“Kamu sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil berkata begitu tangan tante Yulia meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan mendorong ke arah tubuhnya.
Akupun mengerti kemauannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir vaginanya. Kemudian kutelusuri vaginanya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.
“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Aku banyak kerjaan nih.. I love you..” sambil berbicara tangannya mengusap-usap rambutku.
Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, agar suaminya di ujung telepon tidak curiga.
“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Bye dear..” setelah menutup HP-nya, erangan tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannya langsung meledak.
“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Semakin cepat kujilati klitoris tante Yulia.
“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan.. Ohh..my godd..”

Domino 99/kiu-kiu Online

Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan vaginanya semakin mengucur banyak. Terus kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia yang cantik ini, sampai tubuhnyapun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Yulia. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.
“Minum dulu tante” kataku.
“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante orgasme kayak tadi.. Kamu benar-benar laki-laki Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya sampai habis.
“Sekarang giliran kamu ya..” katanya
Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Yulia yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, dan tak lama akupun tinggal bercelana dalam di depannya.
“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya sambil tersenyum menggoda.
Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan penisku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.
“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..” katanya sambil mengelus-elus kemaluanku dengan jemari tangannya yang lentik.
Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante Yulia mendekat dan tak lama lidahnya telah menjilati batang penisku.
“Ah.. Tante..” erangku ketika kepala penisku dijilatinya.
Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya penisku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku ketika tante Yulia menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi penisku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.
Tampak tante Yulia begitu menikmati penisku. Dihisap, dijilati dan diremasnya penisku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat terdengar dari mulutnya saat dia mengulum penisku. Sedangkan erangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor gallery itu.
“Now.. Please fuck me Wan.. Aku pengin ngerasain barangmu yang gede itu.” katanya sambil bangkit berdiri.
Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas payudaranya. Kemudian tante Yulia memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan penisku ke liang vaginanya.
“Oh.. God..” erangnya ketika kepala penisku mulai masuk menyesaki liang vaginanya yang sempit. Kudorong 
cewe
tubuhku sehingga peniskupun masuk lebih dalam, dan mulai kupompa vagina tante muda ini.
“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..” erang tante Yulia setengah menjerit. Payudaranya tampak bergoyang-goyang menggemaskan karena gerakan tubuhnya. Jepitan vagina sempit tante Yulia terasa begitu nikmat di sepanjang penisku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremas payudaranya yang menggantung menggemaskan.
Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa. Tante Yulia segera menaiki tubuhku dan kami kembali bersetubuh dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati payudaranya yang montok itu. Tante Yulia menaik-turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat dan padat.
“Wan.. Wan.. Aku hampir keluar lagi wan.. Oh.. God..” erang tante cantik ini.
Aku lalu kembali menghisapi payudaranya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sambil tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalu menggenjot cepat penisku dalam liang vaginanya.
“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke payudaranya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermaku dalam liang vaginanya.
“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme, karena mulutku masih menghisapi payudara tante Yulia.
Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam vagina tante Yulia. Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas di samping tubuhku.
“Tante puas banget Wan.. Belum pernah dapat yang seperti tadi dari suami tante”
“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik banget sih”
“Ih.. Kamu bisa aja” jawabnya sambil mencubit tanganku.
Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft surat kontraknya lewat e-mail sesegera mungkin. “Jangan lewat e-mail Wan.. Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis itulah cerita panas dengan tante-tante kali ini, di lain waktu aku akan bercerita lagi dengan para tante-tante kesepian yang berkeliaran di tempat fitnes.

aku tak tahu

sayapoker
Namaku Irza, pada saat kejadian ini terjadi usiaku masih 23 tahun hingga cerita ini kutuliskan kejadian ini masih terjadi dan kini usiaku sudah 26 tahun.
Cerita ini berawal pada saat pertama kali aku menginjakkan kaki di kota Bandung, pada saat itu aku dipindah tugaskan dari Surabaya (tempat tinggalku semula bersama orang tuaku) ke Bandung. Di Bandung aku tidak memiliki sanak saudara maupun kenalan. Sebenarnya perusahaan memberikan sebuah rumah dinas untukku namun karena lokasi rumah tersebut tergolong sepi jadi aku tidak menerimanya. Kini aku mengontrak sebuah rumah sendiri yang tidak jauh dari kantorku. Rumah kostku berada disebelah salon kecantikan, pokoknya pas deh soalnya banyak cewek-ceweknya. Diantara sekian gadis yang bekerja di salon itu ada yang kusuka, namanya Mila dan kebetulan dia adalah pemilik salon tersebut dan usianya 2 tahun diatasku namun bila begitu Mila selalu memanggilku dengan sebutan “Mas”. Salon tersebut sekaligus tempat tinggalnya dan dia tinggal hanya seorang diri.
Mila adalah seorang gadis yang bertubuh sexy, kulitnya putih mulus, rambutnya panjang terurai, bibirnya imut-imut dan yang tak kalah menarik buah dadanya yang begitu montok yang ku tafsirkan sekitar 36b sehingga serasa mengoda birahiku ditambah lagi dia selalu memakai pakaian ketat nan sexy. Seperti biasanya setiap aku pulang dari kantor sore menjelang malam pasti aku selalu berpapasan dengan Mila karena setiap harinya aku selalu lewat depan salonnya disamping rumahku.
Dia selalu mengedipkan matanya kepadaku sambil sambil berkata, “Hai ganteng baru pulang ya”, dan seperti biasanya juga aku meberikan kecupan melambai sambil tersenyum.
Tak jarang aku selalu melamun sendiri sambil memikirkan Mila si gadis ayu nan sexy itu, terlebih lagi saat aku pulang kantor dan mandi sampai peniskupun menegang hingga memuntahkan sperma. Kini tibalah saat yang tak terlupakan seumur hidupku, malam itu sekitar jam 9 Mila datang kerumahku.
Ia minta tolong, katanya, “Mas Irza, tolong donk ke rumah Mila sebentar”.
“Emang ada apa, La”.
“Lampu kamar Mila putus, tolong pasangin donk dengan yang baru soalnya Mila takut masang sendiri, ntar kesetrum”.
“Ah masa kesetrum aja takut, emang Mila nggak pernah kesetrum ya..”. Aku sekedar bercanda.
“Tolong donk Mas Irza, sebentarr aja”. Mila mengajakku seperti merengek sambil menarik tanganku dan tanpa sengaja buah dadanya yang montok itu menempel di lenganku yang seketika itu pula membuat darah kelelakianku seperti mendidih, namun aku masih dapat menahannya.
“Ok deh.. ntar ya, Mas pake celana dulu”. Kebetulan saat itu aku hanya menggunakan kaos dan kain sarung.
“Alahh.. deket aja pun, ngapain sih ganti-ganti segala, emang mau ke pesta”.
“Hmm.. ayolah”.
Kemudian pada saat baru didepan rumahku setelah mengunci pintu rumahku, aku melihat sepertinya salonnya sudah tutup padahal setahuku biasanya jam 10 salonnya baru tutup.
“La, kok cepet amat salonnya tutup?”
“Ya tadi anak-anak permisi tadi katanya ada urusan”.
“Ohoo.. jadi kita hanya berdua donk ntar di rumah kamu, wah asyik nih”. Seketika itu juga tiba-tiba terlintas pikiran kotor di benakku.
“Hmm.. awas ya”. Dia berkata sambil mencolek pipiku.
Kemudian akupun tersenyum sambil kami melangkah menuju rumahnya, dan setelah sampai di rumahnya Mila langsung mengajakku kekarmarnya untuk memasang lampu kamarnya. Ternyata disitu dia telah menyediakan tangga agar memudahkanku untuk naik dan memasang lampu tersebut. Maka akupun naik ke tangga itu sambil Mila menyenter ke atas untuk menerangi pandanganku ke langit-langit tempat lampu yang akan dipasang.
Karena pada saat itu aku menggunakan sarung, maka pada saat naik memang tidak ada masalah namun pada saat mau turun tiba-tiba sarungnya nyangkut dan tanggapun mulai goyang, untung saja Mila memegang tangga tersebut sehingga tidak masalah, namun kain yang kugunakan terus merosot sampai ke kaki sehingga CD ku kelihatan dan Mila menyaksikan hal tersebut dan dia tertawa.
“Hihi.. Gede juga punya kamu ya”.
Lantas aku cepat-cepat turun dari tangga dan kugunakan kembali sarungku.
“Asik ya liat yang gede-gede.. emang kamu naksir ya sama yang gede-gede, pengen rasain nih”. Aku berkata sekedar gombal.
“Mau donk”
Kukira semula ucapan Mila hanya main-main saja, namun tiba-tiba setelah menghidupkan lampu yang baru aku pasang tadi lantas ia mendekatiku dan kemudian menari-nari erotis menggoda di depanku.
“Emang kamu aja yang punya gede Mila juga juga punya nih”
Dia terus menari-nari di depanku sambil meremas-remas dengan lembut payudaranya sendiri, dan tiba-tiba secara spontan kucoba untuk menyentuhnya, dan spontan juga dia menghindar, lantas aku hanya menggaruk kepala.
“Aku pulang aja ah, dah malam”.
“Segitu aja udah nyerah mau nggak..?”.
Dalam hati aku berkata, “Wah, nih cewek kayaknya nantang apa ngetes nih, soalnya mau kusentuh tadi kok malah menghindar”. Lantas aku berkata padanya, “Kamu serius nggak nih..”
“Sapa takut.. kemari donk sayang, kita habiskan malam ini hanya berdua”.
Langsung saja aku mendekatinya dan kupeluk dia lantas kucium bibirnya dan sarungku pun dengan sendirinya merosot ke bawah namun aku tidak memperdulikannya lagi. Satu persatu pakaian Mila aku lucuti dan saat kubuka bajunya diapun membuka bajuku hingga akhirnya kami berduapun bugil. Terus kucium bibirnya sambil memainkan lidah. Kemudian aku menikmati pemandangan seluruh tubuhnya sambil meraba-raba sekujur tubuhnya. Aku sangat mengagumi payudaranya yang sangat montok dan padat itu. Tampaknya Mila tahu aku memandang buah dadanya dengan mata tak berkedip. Lalu dengan cekatan ia menarik kepalaku ke arah bukit kembar itu, aku langsung menghisap …
 putingnya yang masih berwarna coklat muda itu, Mila mendesah keras. Aku mencoba segala keahlianku dalam memainkan putingnya.Kuhisap dan kumainkan dengan lidah, sambil membenamkan wajahku dan memutar-mutarnya, Mila kelihatan sangat menyukai permainanku. Selang beberapa lama, dia menarik wajahku yang masih asyik mempermainkan putingnya, kemudian mendorongku agar keranjangnya. Mila mulai menciumi leherku, lalu telingaku. Desahannya makin jelas dan makin merangsangku. Kemudian ciumannya mulai turun kearah puting ku, dan turun terus hingga kepusar, lidahnya sempat singgah disana, sehingga makin membuatku bernafsu mengharapkan kulumannya kearah penisku, akhirnya dia mulai menjilati seluruh batang penisku.Dihisapnya kuat-kuat batang penisku sehingga membuatku menggelinjang, geli dan nikmat. Lalu dia mempermainkan penisku dengan lidahnya. Aku berusaha bertahan agar tidak menggerakkan penisku. Takut kalau dia tersedak. Akhirnya aku tak tahan hingga mendoronkan penisku agar melesak lebih dalam kekulumannya. Dia agak kaget dan hampir tersedak, kemudian mundur.
“Sori La, aku ngga tahan untuk ngga bergerak, habis nikmat sekali”.
“Ngga Papa kok Mas. Punya Mas sih, yang kepanjangan, Mila belum terbiasa yang segini panjang”.
Mendengar ucapannya dalam hati aku berfikir, “Wah, nih cewek berarti dah sering juga nih”.
Kemudian Mila melepaskan kulumannya dan kali ini terasa kedua payudaranya menindih batang penisku, ia menggesek-geseknya sambil memandangiku sambil tersenyum penuh nafsu. Tak tahan dengan permainannya maka perlahan Mila kudorong hingga duduk di pinggir ranjang lalu kedua pahanya kupegang dan di kangkangkan dan kudorong ke atas sehingga lubang vaginanya menganga dan memerah begitu menggiurkan, aku segera merapat diantara kedua kaki Mila dan kugenggam penisku yang sudah berdiri tegak itu lalu kuarahkan masuk ke lubang vaginanya.. achh.. kepala penisku mendesak masuk diantara bibir kemaluannya.. terus kudorong dan.. blass.. batang penisku meluncur masuk kerongga vagina Mila yang begitu hangat dan setengah basah.
Mila menggeliat sambil menggeser tubuhnya ke ranjang dengan tangan yang merentang sedang akupun terus merapat ke tubuh montok itu terutama bagian bawah tubuhku hingga terasa bulu-bulu jembutku bergesekkan dengan bulu-bulu jembutnya yang sama-sama tumbuh lebat. Batang penisku terasa tertelan penuh dalam ronga vagina Mila, dan akupun mulai memaju mundurkan penisku. Setiap gerakan maju kutekan kuat-kuat hingga Mila mendesah dan menggelinjangkan tubuhnya yang montok itu.
Selagi terus memainkan penisku dalam liang vagina Mila, kedua tangan Mila memegangi kedua pahanya dan makin ia rentangkan sedang aku memegang kedua payudaranya yang super size dengan kedua tanganku dari sisi pinggangnya sedang mulutku mengemoti kedua puting susunya yang amat mengeras. Mila meronta keenakkan sambil merintih dan mendesah. Kemudian diapun menggerakkan pantatnya makin cepat, ia begitu menikmati kocokan penisku dalam liang vaginanya, ia makin menggila menggerakan tubuhnya, memutar pinggul dan pantatnya, nampaknya ia sudah nggak tahan lagi, aku cengkeram paha Mila kuat-kuat sambil terus menekan batang penisku dalam liang vaginanya, gerakanku makin cepat sehingga Mila tak kuasa menahan puncak birahinya..
“Mas.. Mila mauu keluarr Mass..”, desahnya terengah-engah sambil mempercepat gerakan pantatnya dan aachkk.. Mila pun mengerang hebat dan saat yang sama aku angkat tinggi tinggi pinggulnya agar batang penisku amblas dalam lubang vagina Mila dan kulihat Mila kembali mengejang dan kemudian ia mendesah.. aachkk.. ia telah melepas puncak kenikmatannya dengan nafas yang masih memburu dan matanya yang terpejam penuh nikmat, aku membiarkan Mila tenang, tubuhnya melemah, aku menahan gerakan penisku, sambil terus membenamkan batang penisku di dalam vaginanya yang sudah banjir dengan cairan yang dikeluarkannya saat ia klimaks, kulihat tubuhku dan Mila basah dengan keringat dan benar-benar basah seperti mandi. Sesaat kemudian dengan perlahan aku mencabut batang penisku, karena aku belum mencapai klimaks maka aku memasukkan penisku kedalam mulut Mila.. Ia mendesah sambil memandangiku.
“Naik Mass..” pinta Mila agar aku menaiki tubuhnya yang bergeser ke tengah ranjang dan akupun segera menaiki tubuh Mila, setengah duduk di atas leher dan dada Mila.. sedang batang penisku dengan jemariku kurapatkan ke mulut Mila yang sudah siap menelannya.
Aku memajukan batang penisku saat kepala penisku telah diemut oleh bibir Mila, perlahan batang yang sudah begitu keras melesat masuk ke rongga mulut Mila, terus kutekan hingga bibir Mila menyentuh buah pelirku dan terasa kepala penisku masuk kekerongkongan Mila, Mila langsung memegang batang penisku dengan jemarinya dan mendorongnya mundur sampai seluruh penisku keluar dari mulutnya.. ia mendesah nafasnya tersengal, sesaat kemudian Mila dengan lidahnya menjilati buah pelirku.. ia begitu rakus menjilat-jilat buah pelirku saat jemari tangannya mengocok batang penisku.
Jemari tanganku memegang jemari tangan Mila yang tengah mengocok batang penisku, perlahan giliran jemariku yang memegang batang penisku dan mengocoknya, sedang Mila makin merapat, saat penisku terus kurangsang ia menjilat-jilat kepala penisku, ujung lidahnya terasa menekan lubang penisku rasanya nikmat banget dan kocokanku makin mengila hingga kepala penisku seperti mematuk di bibir, lidah bahkan hidung dan pipi Mila..sampai aku merasakan desakan air maniku menuju ke ujung penisku.. aachkk.
“Mila aku mau keluar aachkk..” desahku, dan saat aku menegang maka saat itu pula jemari tangan Mila menyambar batang penisku, merebut dari genggamanku dan ia segera pula membuka mulutnya dan menelan separo dari batang penisku. Bibirnya mengatup begitu erat seperti meremas dan saat itu pula aku mengelepar hebat.. aachkk..
Saat spermaku muncrat, seluruh batang penisku amblas tertelan di mulut Mila dan terasa spermaku nyemprot hingga ke kerongkongannya.. dengan mata terpejam penuh nikmat Mila terus mengenyoti batang penisku yang masih menggelepar memuntahkan sperma hangat. Begitu banyaknya hingga rongga mulut …Mila tak kuasa menampungnya, sebagian tertelan dan sebagian lagi mengalir di sela bibir dan batang penisku..
Mila masih terus mengenyot-ngenyot batang penisku, ia seperti tak ingin spermaku masih tersisa.. saat kulihat wajahnya, iapun menatapku dan perlahan ia melepas penisku sambil menahan agar spermaku yang memenuhi rongga mulutnya jangan sampai tumpah. Sedang aku bergeser dari atas tubuh Mila lalu berbaring lemas di sisinya. Aku terkulai lemas saat penisku melemah.
Mila bangkit sambil meludah untuk membuang sisa spermaku yang tidak tertelan dan sudah bercampur dengan air ludahnya ke arah lantai tempat mandi yang tak jauh dari ranjang, ia tergolek lagi di sisiku memelukku mesra. Tubuh Mila basah kuyup dengan keringat, begitu pula dengan tubuhku.
Ia mengecup pipiku sambil berbisik, “Mass.. sperma kamu banyak banget, lama enggak dikeluarinnya yaa..”, aku hanya tersenyum sambil mengecup buah dadanya yang basah dengan keringatnya.
Selang sejam kemudian kamipun mengulanginya lagi, hingga tak terasa dalam semalam kami melakukkannya sampai tiga kali. Karena pertempuran yang melelahkan itu tak terasa semalam aku tidur berdua dengan Mila hingga pagi.
Kejadian itu terus berulang hingga akhirnya aku mengetahui suatu kenyataan yang hampir tak dapat aku terima dengan akal sehatku sehabis kami melakukan hubungan badan dirumahku kostku. Saat itu adalah hari minggu dan pada saat itu salon Mila tutup. Saat itu kami kembali bercinta, waktu itu adalah sore hari dan kami melakukannya di kamar mandi dirumah kostku. Seperti biasanya kami melakukan power play dengan melakukan oral sex, hingga akhirnya sambil merapatkan tubuhnya didinding dibawah guyuran shower sambil tanganku mengangkat sebelah kakinya dan kemudia aku memasukkan penisku ke vaginanya lalu kujebloskan hingga masuk seluruhnya. Maka aku maju mundurkan semakin cepat.. cepat dan sangat cepat. Kemudian kukecup bibirnya dan kami saling memainkan lidah. Sambil memegang buah dadanya yang montok dan memilin-milin puting susunya terus kumainkan pinggulku maju dan mundur. Hingga semakin kupercepat goyangan pinggangku dan akhirnya kamipun secara bersamaan mencapai puncak klimaks dan kali ini spermaku masuk ke dalam vaginanya.
Setelah itu kami kembali berciuman lalu kuisap buah dadanya. Ku basuh tubuhnya dan lalu kemudian aku menyabuninya dan kami saling bergantian. Selesai mandi kami bersantai diranjang kamarku aku memeluknya dengan mesra dan saat itu aku ingin mengatakan seluruh isi hatiku padanya.
“La, kayaknya hubungan kita udah terlalu jauh nih kamu mau nggak menjadi istri Mas?”
“Hmm.. gimana ya emang Mas Irza serius nggak nyesel soalnya kan Mila lebih tua dari Mas Irza”.
“Cinta tidak mengenal usia sayang kamu nggak usah ragu kalau soal itu Mila cinta kan sama Mas”.
“Mila sebenarnya cinta sama Mas Irza namun untuk menikah kayaknya nggak mungkin Mas”
“Nggak mungkin gimana, apa kamu masih belum yakin..”.
“Nggak mungkin kita bisa menikah Mas semua itu nggak akan mungkin bisa jadi kenyataan”.
Tiba-tiba Mila membentak dengan suara yang agak keras, tak biasanya dia melakukan hal demikian terhadapaku, kemudian dia bangkit dari dekapanku diranjang dan dia berdiri membelakangiku dan menangis. Dalam hati aku jadi heran dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
“Mila kenapa kamu jadi nangis, kamu nggak usah takut deh segala kekurangan maupun kelebihanmu Mas akan terima dengan lapang dada, percayalah sayang”.
Dia terus menangis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sepertinya dia tidak mempercayai ucapanku..
“Memang inilah yang Mila takutkan, semula Mila hanya ingin bermain-main aja, namun entah kenapa Mila timbul rasa cinta sama Mas, Mila nggak bisa hidup tanpa Mas, Mila bukanlah wanita yang normal Mas!”.
“Mila kamu kenapa sih apakah kamu mengidap suatu penyakit atau kenapa kamu bisa cerita sama Mas, dan Mas akan terima apa adanya”.
“Mila nggak yakin Mas akan terima tetapi memang ini sudah nasib Mila, bila Mas ingin tahu faktanya, mari ikut Mila ke rumah”.
Singkat cerita sampai di rumahnya, Mila membuka almarinya kemudian mengambil sebuah map.
“Mas boleh baca seluruh isi map ini, tapi tolong bila setelah Mas baca, dan bila Mas akhirnya membenci Mila, Mila akan terima tetapi tolong jangan katakan fakta ini pada yang lain, Mas harus janji”.
Lalu akupun mengangguk dan menerima map itu sambil pikiranku diselimuti beribu pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian kubuka map tersebut dan didalam mab terdapat foto-foto yang membuat perasaanku menjadi mual beserta surat keterangan dari Dokter di Jerman bahwasanya Mila pada awalnya dia adalah seorang pria (waria) dan pada bulan mei 1998 dioperasi total menjadi wanita. Saat itu aku kebingungan seperti orang stress dan aku jadi heran kenapa bisa begini. Sulit kuterima dengan akan sehat.
Entah apa yang harus kukatakan, namun rasa marah, mual, bingung dan benci terhadapnya hilang seketika saat itu juga karena tatapan matanya yang memancarkan kesedihan, dan air matanya terus berlinang yang pada akhirnya membuat aku iba padanya. Aku menyadari kejadian ini bukanlah keinginannya, namun takdir kehidupan yang harus dijalaninya. Aku merasa bila aku meninggalkannya akan lebih membuat hatinya semakin hancur. Aku hanya berfikir heran kenapa selama ini aku tidak menyadari bahwa aku telah bercinta terhadap sesamaku namun telah operasi total, bahkan aku tidak mempunyai rasa curiga terhadapnya, karena suara maupun raut wajahnya serta potongan tubuhnya sedikitpun tidak ada yang mirip dengan pria.
Hingga kini hubungan kami terus berjalan dan kami masih melakukan hubungan sex walaupun kini aku telah tahu statusnya namun tidak ada rasa risih bagiku. Kini usiaku telah 26 tahun dan Mila 28 tahun, namun dari wajah tidak kelihatan bahwa Mila yang lebih tua, kepada orang tuaku kukatakan usianya masih 24 tahun karena parasnya yang cantik dan memang kelihatan muda. Orang tua maupun keluargaku sudah aku pertemukan dengannya tetapi mereka tidak mengetahui hal yang …
 sebenarnya. Tanpa mengetahui statusku dengan Mila yang sebenarnya orang tuaku sering menanyakan kapan kami menikah, dan akupun menjawab dengan seribu alasan. Wajar saja mereka menanyakannya sebab hubungan kami yang telah berlangsung selama 3 tahun dan dari usia kami memang sudah pantas.

Poker Online Menggunakan Uang Asli

saya
Jika anda pintar bermain poker di zynga facebook atau boya, kini ada game poker online yang memakai uang nyata.
-pertama-tama jika anda ingin bermain poker online ini anda harus mendaftar dulu disini klik >>GAME POKER ONLINE .
-Setelah anda sukses mendaftar anda akan punya user ID ,
-Kemudia yang harus dilakukan adalah mencari kolom DEPOSIT karena itu adalah cara anda untuk mentransfer uang ke no rekening bandar tersebut. Bank yang biasa di gunakan BCA dan MANDIRI.
- minimal transfer adalah Rp 15.000,- dan maximal adalah sesuka hati anda.
- jika sudah di proses anda akan siap bermain untuk melawan penjudi-penjudi ulung dengan bervariasi modalnya.
- Jika anda bermodalkan sedikit hendaknya maen di meja yang taruhannya di sesuaikan modal.
- Jika anda sudah merasa menang banyak dan ingin mencairkan uangnya maka carilah kolom  WITHDRAW . Tulis berapa jumlah uang yang ingin anda tarik maka uang akan otomatis masuk ke nomer rekening yang sesuai di daftarkan anda.
sayapoker
jadi tunggu apalagi??? pengen cari sampingan tiap malam?? secepatnya daftar bro!!!!!



 
Blogger Templates